Thursday, 21 April 2016

Kedatangan Bangsa Belanda di Indonesia

Keberhasilan bangsa Spanyol dan Portugis dalam melakukan penjelajahan samudra mendorong bangsa Eropa lainnya untuk melakukan hal yang sama yaitu melakukan penjelajahan samudra. Salah satu negara Eropa yang ingin melakukan penjelajahan samudra adalah negara Belanda. Pada tahun 1594 seorang pelaut Belanda bernama Barents berangkat dari Belanda untuk menuju daerah di Dunia Timur. Barents menempuh jalur melalui Kutub Utara. Hal ini berbeda dengan jalur yang dilalui oleh Spanyol dan Portugis. Pelayaran Barents akhirnya gagal karena kapal Barents terjebak di Pulau Nova Zembla di derah Kutub Utara.
Akhirnya, penjelajahan bangsa Belanda mengikuti jalur yang telah dilalui oleh para penjelajah Portugis dan Spanyol.  Bangsa Belanda juga meniru strategi bangsa Portugis dalam melakukan ekspedisi. Meskipun bangsa Portugis berusaha untuk merahasiakan detail-detail jalur pelayaran ke Dunia Timur, namun bangsa Belanda tetap mengetahui rute dan strategi bangsa Portugis. Bangsa Belanda dapat mengetahui rahasia perjalanan bangsa Portugis karena banyak orang Belanda yang bekerja pada kapal-kapal Portugis.
Salah satu orang Belanda yang bekerja untuk Portugis adalah Jan Huygen van Lin-schoten. Pada tahun 1595 ia menerbitkan sebuah buku yang memuat peta dan deskripsi rinci mengenai penemuan-penemuan bangsa Portugis dalam melakukan perjalanan. Buku itu berjudul Iti-nerario naer Oost ofte Portugaels Indien (Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis). Berdasarkan buku itu, Belanda mengetahui kekayaan alam yang besar yang terdapat di Dunia Timur. Bangsa Belanda juga mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa Portugis dalam perjalanan.
Setelah mempelajari buku tersebut, bangsa Belanda menyempurnakan perbekalan untuk penjelajahan ke Dunia Timur. Penyempurnaan yang dilakukan meliputi konstruksi kapal dan persenjataan. Dengan penyempurnaan perbekalan, bangsa Belanda yakin dapat mengalahkan bangsa Portugis yang telah sampai lebih dahulu di Dunia Timur.
Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595 rombongan ekspedisi pertama bangsa Belanda siap berlayar ke dunia Timur. Rombongan ekspedisi yang terdiri atas 4 buah kapal dengan 249 awak kapal dan 64 pucuk meriam ini berangkat di bawah komando Cornelis de Houtman. Cornelis de Houtman pernah tinggal selama setahun di Lisabon dan mempunyai pengetahuan cukup luas mengenai kegiatan ekspedisi bangsa Portugis.
Pada tahun 1596 rombongan ekspedisi Belanda tiba di Banten. Akan tetapi, rombongan Belanda tersebut mendapat penolakan dari masyarakat dan pedagang setempat. Hal itu terjadi karena Cornelis de Houtman bersikap congkak tidak mau menghormati masyarakat setempat. Penolakan masyarakat setempat juga sebagai bentuk perilaku mempertahankan harga diri bangsa. Mereka tidak ingin kehidupan yang harmonis dan makmur berubah menjadi penderitaan karena dijajah bangsa lain.
Penolakan masyarakat Banten diperkirakan juga karena hasutan Portugis. Sejak mendarat di Banten, bangsa Belanda terlibat konflik dengan para pedagang Portugis. Oleh karena itu, bangsa Portugis berusaha menghalangi Belanda berdagang di Banten dengan cara menghasut masyarakat setempat. Akhirnya, rombongan Cornelis de Houtman diusir dari Banten dan melanjutkan pelayaran dengan menyusuri pantai utara Jawa. Pada tahun 1597 rombongan ini memutuskan untuk kembali ke Belanda dengan rombongan yang sudah tidak utuh lagi. Akan tetapi, mereka berhasil membawa banyak rempah-rempah untuuk menunjukkan keberhasilan menemukan kepulauan rempah-rempah.
Jacob van Neck
Pada tahun 1598 dengan dipimpin oleh Jacob van Neck rombongan ekspedisi Belanda mendarat lagi di Banten. Dalam pelayaran ini, Jacob van Neck dibantu oleh van Waerwijck dan van Heemskerok. Ketiga orang itu dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat Banten. Mereka lebih pandai berdiplomasi dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dibuat oleh rombongan sebelumnya. Mereka berusaha mengambil hati masyarakat setempat dengan memberi cendera mata berupa tempat minum dari emas murni kepada penguasa Banten. Rombongan ini lebih ramah dan menghargai masyarakat Banten sehingga mereka diterima oleh masyarakat setempat.



       Sambutan masyarakat Banten yang begitu baik semakin terlihat dengan diijinkannya Belanda mendirikan kantor dagang yang disebut loge (loji).  Izin pendirian loji ini diperoleh setelah Belanda memberikan sejumlah uang kepada penguasa Banten sebagai jaminan. Pada tahun 1602 Belanda telah membangun empat loji di wilayah Banten. Setelah menguasai Banten, Belanda melanjutkan pelayaran ke Indonesia bagian timur. Mereka berhasil mencapai Kepulauan Maluku. Di Maluku, Belanda berhasil menggeser kekuasaan Portugis. Portugis kemudian pindah ke wilayah Nusa Tenggara dan Papua.

No comments:

Post a Comment