Keberhasilan bangsa
Spanyol dan Portugis dalam melakukan penjelajahan samudra mendorong bangsa
Eropa lainnya untuk melakukan hal yang sama yaitu melakukan penjelajahan
samudra. Salah satu negara Eropa yang ingin melakukan penjelajahan samudra
adalah negara Belanda. Pada tahun 1594 seorang pelaut Belanda bernama Barents
berangkat dari Belanda untuk menuju daerah di Dunia Timur. Barents menempuh
jalur melalui Kutub Utara. Hal ini berbeda dengan jalur yang dilalui oleh
Spanyol dan Portugis. Pelayaran Barents akhirnya gagal karena kapal Barents
terjebak di Pulau Nova Zembla di derah Kutub Utara.
Akhirnya, penjelajahan
bangsa Belanda mengikuti jalur yang telah dilalui oleh para penjelajah Portugis
dan Spanyol. Bangsa Belanda juga meniru
strategi bangsa Portugis dalam melakukan ekspedisi. Meskipun bangsa Portugis berusaha
untuk merahasiakan detail-detail jalur pelayaran ke Dunia Timur, namun bangsa
Belanda tetap mengetahui rute dan strategi bangsa Portugis. Bangsa Belanda
dapat mengetahui rahasia perjalanan bangsa Portugis karena banyak orang Belanda
yang bekerja pada kapal-kapal Portugis.
Salah satu orang
Belanda yang bekerja untuk Portugis adalah Jan Huygen van Lin-schoten. Pada tahun
1595 ia menerbitkan sebuah buku yang memuat peta dan deskripsi rinci mengenai
penemuan-penemuan bangsa Portugis dalam melakukan perjalanan. Buku itu berjudul
Iti-nerario naer Oost ofte Portugaels
Indien (Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis). Berdasarkan buku
itu, Belanda mengetahui kekayaan alam yang besar yang terdapat di Dunia Timur. Bangsa
Belanda juga mengetahui persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa Portugis dalam
perjalanan.
Setelah mempelajari
buku tersebut, bangsa Belanda menyempurnakan perbekalan untuk penjelajahan ke
Dunia Timur. Penyempurnaan yang dilakukan meliputi konstruksi kapal dan
persenjataan. Dengan penyempurnaan perbekalan, bangsa Belanda yakin dapat
mengalahkan bangsa Portugis yang telah sampai lebih dahulu di Dunia Timur.
Cornelis de Houtman |
Pada tahun 1596
rombongan ekspedisi Belanda tiba di Banten. Akan tetapi, rombongan Belanda
tersebut mendapat penolakan dari masyarakat dan pedagang setempat. Hal itu
terjadi karena Cornelis de Houtman bersikap congkak tidak mau menghormati
masyarakat setempat. Penolakan masyarakat setempat juga sebagai bentuk perilaku
mempertahankan harga diri bangsa. Mereka tidak ingin kehidupan yang harmonis
dan makmur berubah menjadi penderitaan karena dijajah bangsa lain.
Penolakan masyarakat
Banten diperkirakan juga karena hasutan Portugis. Sejak mendarat di Banten,
bangsa Belanda terlibat konflik dengan para pedagang Portugis. Oleh karena itu,
bangsa Portugis berusaha menghalangi Belanda berdagang di Banten dengan cara
menghasut masyarakat setempat. Akhirnya, rombongan Cornelis de Houtman diusir
dari Banten dan melanjutkan pelayaran dengan menyusuri pantai utara Jawa. Pada tahun
1597 rombongan ini memutuskan untuk kembali ke Belanda dengan rombongan yang
sudah tidak utuh lagi. Akan tetapi, mereka berhasil membawa banyak
rempah-rempah untuuk menunjukkan keberhasilan menemukan kepulauan
rempah-rempah.
Jacob van Neck |
Sambutan
masyarakat Banten yang begitu baik semakin terlihat dengan diijinkannya Belanda
mendirikan kantor dagang yang disebut loge
(loji). Izin pendirian loji ini
diperoleh setelah Belanda memberikan sejumlah uang kepada penguasa Banten sebagai
jaminan. Pada tahun 1602 Belanda telah membangun empat loji di wilayah Banten. Setelah
menguasai Banten, Belanda melanjutkan pelayaran ke Indonesia bagian timur. Mereka
berhasil mencapai Kepulauan Maluku. Di Maluku, Belanda berhasil menggeser
kekuasaan Portugis. Portugis kemudian pindah ke wilayah Nusa Tenggara dan
Papua.
No comments:
Post a Comment