Bartolomeuz Diaz |
Penjelajahan bangsa Portugis didukung
oleh Pangeran Henry, putra Raja Portugis. Keberhasilan Henry menggerakkan
kegiatan pelayaran memberi inspirasi bagi para penjelajah Portugis untuk
berlayar lebih jauh, terutama untuk menemukan kepulauan rempah-rempah. Ekspedisi
pertama untuk menemukan kepulauan rempah-rempah dipimpin oleh Bartholomeus Diaz
(1450 – 1500). Jalur yang ditempuh melalui pantaii barat Afrika hingga berhasil
mencapai ujung selatan Afrika, yaitu Tanjung Harapan.
Vasco de Gama |
Ekspedisi Portugis selanjutnya dipimpin
oleh Vasco de Gama yang berangkat pada tahun 1497. Perjalanan yang dilakukan
rombongan ini memutari Tanjung Harapan kemudian menyisir pantai timur Afrika
dan berlabuh di Calicut (India) pada tanggal 20 Mei 1498. Ekspedisi ini
berhasil membawa pulang rempah-rempah ke Portugis. Meskipun demikian, Vasco de
Gama tidak berhasil menjalin hubungan baik dengan para penguasa setempat di
Calicut. Keberhasilan Vasco de Gama mencapai Calicut menjadi berharga bagi
Portugis.
Alfonso d’Albuqerque |
Pada tahun 1509 Portugis menempatkan
Alfonso d’Albuqerque sebagai wakil Portugis di India. Di bawah kepemimpinan
Alfonso d’Albuquerque, Portugis berhasil menguasai bandar Goa pada tahun 1510. Selanjutnya,
bandar Goa dijadikan markas besar Portugis. Setelah berhasil menguasai Goa,
Portugis mulai mengincar Malaka. Untuk menguasai Malaka, Alfonso d’Albuquerque
menghimpun satu armada dengan sembilan belas kapal berkekuatan 800 orang yang
terdiri atas pelayar dan serdadu. Pada tanggal 10 Agustus 1511 Portugis
berhasil menaklukkan Malaka dan Alfonso d’Albuquerque diangkat menjadi penguasa
di Malaka.
Setelah berhasil menguasai Malaka,
Alfonso d’Albuquerque mengutus tiga kapal Portugis untuk berlayar menemukan “Kepulauan
Rempah-Rempah” di Indonesia Timur (Maluku). Rombongan ini dipimpin oleh Antonio
de Abreau dan didampingi oleh Fransisco Serrao. Rombongan de Abreau berhasil
mencapai pelabuhan Gresik di Jawa Timur, tetapi salah satu kapal mereka hilang
di perairan antara Jawa dan Banda. Kapal yang dipimpin de Abreau mampu mencapai
Ternate pada tahun 1512, sedangkan kapal yang dipimpin oleh Serrao hanya dapat
mencapai Hitu (Ambon sebelah utara) karena kapalnya rusak diserang badai.
Kedatangan Portugis di Ternate mendapat
sambuatan baik dari Sultan Ternate. Sambutan baik ini disebabkan Ternate ingin
meminta bantuan Portugis untuk melawan Tidore. Pada saat bersamaan, Ternate
memang sedang berseteru dengan Tidore. Sebagai imbalannya, Ternate mengizinkan
Portugis melakukan monopoli perdagangan di sekitar Ternate.
Benteng Tolluko
Salah
satu bukti kedatangan bangsa Portugis di Indonesia adalah peninggalan bangunan
berupa benteng. Salah satu peninggalan benteng Portugis adalah benteng Tolluko
yang terletak di Ternate. Benteng Tolluko terletak di perbatasan Dufa-Dufa dan
Sangaji, Kota Ternate. Benteng Tolluko juga dikenal dengan nama benteng
Hollandia atau benteng Santo Lucas. Benteng ini dibangun oleh rombongan
penjelajah Portugis di bawah pimpinan Fransisco Serrao pada tahun 1512. Benteng
ini dijadikan sebagai kantor dagang dan tempat pertahanan. Setelah kekuasaan
Portugis di Maluku melemah, benteng Tolluko jatuh ke tangan Belanda. Selanjutnya,
Belanda merenovasi dan menjadikan benteng Tolluko sebagai pusat pemetintahan
dan perdagangan di Ternate.
Benteng Tolluko
Benteng Tolluko |
No comments:
Post a Comment