Tuesday 19 April 2016

Bangsa Portugis datang ke Indonesia

Bartolomeuz Diaz
Penjelajahan bangsa Portugis didukung oleh Pangeran Henry, putra Raja Portugis. Keberhasilan Henry menggerakkan kegiatan pelayaran memberi inspirasi bagi para penjelajah Portugis untuk berlayar lebih jauh, terutama untuk menemukan kepulauan rempah-rempah. Ekspedisi pertama untuk menemukan kepulauan rempah-rempah dipimpin oleh Bartholomeus Diaz (1450 – 1500). Jalur yang ditempuh melalui pantaii barat Afrika hingga berhasil mencapai ujung selatan Afrika, yaitu Tanjung Harapan.






Vasco de Gama
Ekspedisi Portugis selanjutnya dipimpin oleh Vasco de Gama yang berangkat pada tahun 1497. Perjalanan yang dilakukan rombongan ini memutari Tanjung Harapan kemudian menyisir pantai timur Afrika dan berlabuh di Calicut (India) pada tanggal 20 Mei 1498. Ekspedisi ini berhasil membawa pulang rempah-rempah ke Portugis. Meskipun demikian, Vasco de Gama tidak berhasil menjalin hubungan baik dengan para penguasa setempat di Calicut. Keberhasilan Vasco de Gama mencapai Calicut menjadi berharga bagi Portugis.






Alfonso d’Albuqerque
Pada tahun 1509 Portugis menempatkan Alfonso d’Albuqerque sebagai wakil Portugis di India. Di bawah kepemimpinan Alfonso d’Albuquerque, Portugis berhasil menguasai bandar Goa pada tahun 1510. Selanjutnya, bandar Goa dijadikan markas besar Portugis. Setelah berhasil menguasai Goa, Portugis mulai mengincar Malaka. Untuk menguasai Malaka, Alfonso d’Albuquerque menghimpun satu armada dengan sembilan belas kapal berkekuatan 800 orang yang terdiri atas pelayar dan serdadu. Pada tanggal 10 Agustus 1511 Portugis berhasil menaklukkan Malaka dan Alfonso d’Albuquerque diangkat menjadi penguasa di Malaka.
Setelah berhasil menguasai Malaka, Alfonso d’Albuquerque mengutus tiga kapal Portugis untuk berlayar menemukan “Kepulauan Rempah-Rempah” di Indonesia Timur (Maluku). Rombongan ini dipimpin oleh Antonio de Abreau dan didampingi oleh Fransisco Serrao. Rombongan de Abreau berhasil mencapai pelabuhan Gresik di Jawa Timur, tetapi salah satu kapal mereka hilang di perairan antara Jawa dan Banda. Kapal yang dipimpin de Abreau mampu mencapai Ternate pada tahun 1512, sedangkan kapal yang dipimpin oleh Serrao hanya dapat mencapai Hitu (Ambon sebelah utara) karena kapalnya rusak diserang badai.

Kedatangan Portugis di Ternate mendapat sambuatan baik dari Sultan Ternate. Sambutan baik ini disebabkan Ternate ingin meminta bantuan Portugis untuk melawan Tidore. Pada saat bersamaan, Ternate memang sedang berseteru dengan Tidore. Sebagai imbalannya, Ternate mengizinkan Portugis melakukan monopoli perdagangan di sekitar Ternate.

Benteng Tolluko


Benteng Tolluko
Salah satu bukti kedatangan bangsa Portugis di Indonesia adalah peninggalan bangunan berupa benteng. Salah satu peninggalan benteng Portugis adalah benteng Tolluko yang terletak di Ternate. Benteng Tolluko terletak di perbatasan Dufa-Dufa dan Sangaji, Kota Ternate. Benteng Tolluko juga dikenal dengan nama benteng Hollandia atau benteng Santo Lucas. Benteng ini dibangun oleh rombongan penjelajah Portugis di bawah pimpinan Fransisco Serrao pada tahun 1512. Benteng ini dijadikan sebagai kantor dagang dan tempat pertahanan. Setelah kekuasaan Portugis di Maluku melemah, benteng Tolluko jatuh ke tangan Belanda. Selanjutnya, Belanda merenovasi dan menjadikan benteng Tolluko sebagai pusat pemetintahan dan perdagangan di Ternate.

No comments:

Post a Comment